5 Pemain Terbanyak yang Sering Kena Degradasi dari Premier League, Apa Nama Mereka?

Penurunan status dari Liga Primer Inggris sering kali menjadi situs slot gacor untuk para pemain dan klub. Di musim 2024/2025, ada tiga tim yang telah secara resmi mengalami degradasi ke divisi Kejuaraan, yakni Southampton, Leicester City, dan Ipswich Town. Setelah ini, para atlet dari kedua belas klub itu tentunya takkan dapat lagi bersaing di laga paling tinggi dalam dunia sepak bola Inggris apabila mereka menentukan untuk tetap bertahan dengan klub aslinya.

Aaron Ramsdale sekali lagi harus menerima kekecewaannya usai klubnya, sbobetmain, pasti akan tersingkir dari Premier League pada musim 2024/2025. Sungguh ironis bahwa ini adalah kali ketiganya Ramsdale mengalami degradasi, pertamakalinya dengan Bournemouth di tahun 2020 lalu dan kemudian dengan Sheffield United pada tahun berikutnya yaitu 2021. Walau bagaimana pun, rekam jejak Ramsdale tetap lebih unggul jika kita bandingkan denga sejumlah pemain Liga Primer lainnya; mereka malahan telah merasakan rasanya terdegradasi sampai lima kali.

Lantas, siapakah pemain-pemain tersebut?

1. Hermann Hreidarsson (5 kali degradasi) pensiun pada 2014 dan menjadi pelatih

Hermann Hreidarsson merupakan pemain yang memiliki jumlah penurunan kasta tertinggi dalam riwayat Liga Utama Inggris (EPL). Dia merasakan limpahan lima kali kejatuhan dari liga utama bersama kelima tim berlainan, yakni Crystal Palace, Wimbledon, Ipswich Town, Charlton Athletic, serta Portsmouth. Penyusutan pertamanya dialami sewaktu tahun pembukaannya di Premier League pada periode 1997/1998 sambil memperkuat agen judi bola.

Pemain belakang dari Islandia tersebut sejatinya merupakan sosok dengan kemampuan tinggi. Dia pun sempat meraih status sebagai salah satu pilar utama bagi Crystal Palace saat tahun perdana berseragam tim itu. Akan tetapi, pengaruhnya tidak cukup besar untuk menjamin ketahanan tim-tim yang dia wakili dalam kompetisi Liga Utama Inggris. Usai mengembara di beberapa klub divisi rendah, dirinyalah memilih gantung sepatu pada tahun 2014 dan lebih cenderung menuju jalur kepelatihan.

2. Nathan Blake (dengan lima kali hukuman turun kasta) sudah mengumpulkan 23 gol selama enam musim tampil di Liga Primer Inggris.

Nathan Blake adalah seorang striker dari Wales yang pernah merasakan lima kali degradasi dengan bergabung keempat tim tersebut. Dia pertama kali jatuh kasta lewat Sheffield United tahun 1994, lalu disusul oleh Bolton Wanderers, Blackburn Rovers, serta Wolverhampton Wanderers. Menariknya, setiap kali pindah klub saat bursa transfer musim dingin, karir Blake selalu ditandai dengan nasib buruk dalam hal promosi atau degradiasi.

Walaupun pernah dikenal sebagai penyerang yang menakutkan, Blake tidak berhasil tampil gemilang di Liga Primer Inggris. Meski telah menghabiskan 6 tahun bertanding di agen judi bola online terbaik dan meraih 23 gol serta 4 assist, hal tersebut ternyata belum cukup untuk membawanya menuju kesuksesan yang diharapkan.
assist
Dari keseluruhan 92 laga tersebut, kegagalan dia untuk mencolokkan namanya di EPL sepertinya disebabkan karena dirinya lebih banyak membela klub-klub yang berada di posisi bawah klasemen dan selalu berkutat dengan ancaman degradasi.

3. Rob Green (4 kali degradasi) mengantongi 12 caps bersama Timnas Inggris

Rob Green memulai perjalanan profesionalnya sebagai penjaga gawang muda dalam sistem akademi Norwich City. Dia membuat debutnya di Liga Primer Inggeris tahun 2004 dan secara tidak sengaja turut mendepak klub tersebut ke divisi bawah pada musim selanjutnya. Walaupun sering disebut-sebut sebagai calon penjaga gawang nomor satu untuk tim nasional Inggris, sebenarnya dia lebih banyak menemui kesulitan menjauhkan tim-tim yang dibela dirinya sendiri dari zona degradasi.

Setelah Norwich, Green mengalami degradasi bersama West Ham pada tahun 2011 serta dengan Queens Park Rangers di tahun 2013 dan 2015. Meski demikian, ia masih memiliki
skill
Yang handal sebagai penjaga gawang, dia belum pernah memperkuat klub-klub ternama sepanjang karirnya.
prime
-Green sudah mempunyai 12 tersebut. Padahal, seharusnya tidak demikian.
caps
Bersama tim nasional Inggris, anehnya tak terdapat satu pun klub besar yang menunjukkan minat untuk memboyongnya. Kariernya sebagai pemain profesi berakhir sesudah ia menghabiskan satu musim bersama Chelsea ketika berumur 39 tahun dan tanpa pernah sekali pun melakukan penampilan resmi di kompetisi liga.

4. Sebastien Bassong (telah mendapat 4 kartu kuning yang mengakibatkan hukuman) sudah pernah merasakan suasana Liga Champions Eropa

Seperti halnya Rob Green, Sebastian Bassong juga telah merasakan penurunan status menjadi tiga kali degradasi selama kariernya yang profesional. Rintangan pertamanya datang tahun 2009 saat membela Newcastle United. Walaupun pernah mencapai kesuksesan bersama Tottenham Hotspur serta bertanding dalam kompetisi Liga Champions Eropa, bassong kemudian mulai jarang dimainkan pada tahun 2011 dan berganti-ganti klub sebagai akibatnya.

Sayangnya, Bassong mengalami degradasi saat dipinjamkan ke Wolverhampton Wanderers pada tahun 2012. Nasib yang sama dialaminya lagi ketika bermain untuk Norwich City. Di sana, pemain tim nasional Kamerun itu sekali lagi merasakan penurunan divisi menjadi Championship sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 2014 dan 2016. Setelah satu musim bergabung dengan klub liga utama Yunani, Volos NPS, ia akhirnya memilih pensiun pada tahun 2020.

5. Marcus Bent (didegradasi empat kali) sempat bermain di Indonesia selama lima bulan.

Marcus Bent pernah mencatatkan dirinya sebagai pemain yang telah membela sebanyak delapan tim yang berbeda di
English Premier League
(EPL) Sayangnya, selama karirnya, dia merasakan empat kali penurunan kelas dari puncak persepakbolaan Inggris. Penyokongan pertamanya terjadi ketika bermain untuk Crystal Palace di tahun 1998, dilanjutkan dengan Ipswich Town, Leicester City, dan Charlton Athletic.

Menariknya, dalam karirnya yang telah membentang selama 25 tahun di dunia sepak bola, Bent tak pernah berseragam tim Eropa diluar judi bola, kecuali sekali saja. Satu-satunya pengalamannya bermain di luar negeri terjadi saat dia bergabung dengan sebuah tim di Indonesia pada tahun 2011. Penyerang bernilai tinggi 188 cm tersebut sempat menguatkan Mitra Kukar sekitar lima bulan dan sukses menceploskan empat gol dari total 11 penampilan di kompetisi Indonesia Super League, yang kini dikenal sebagai Liga 1.

Degradasi merupakan sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dari dunia sepak bola. Namun, lima pemain berikut tampaknya selalu mendapat sial dengan sering mengalaminya. Walaupun demikian, cukup menarik bahwa salah satu dari kelima pemain tadi sempat mencicipi suasana laga paling bergengsi di Liga Indonesia tahun 2011.

This entry was posted in european football, football clubs, football players, premier league, sports. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published.